Metode pemberian tugas dengan feedback pada prisipnya mempunyai tujuan yang sama dengan metode
pemberian tugas, yaitu upaya peningkatan aktivitas belajar siswa melalui
pemberian tugas agar prestasi belajarnya menjadi optimal.Adapun perbedaan
antara metode pemberian tugas dan metode pemberian tugas dengan feedback yaitu, pada metode pemberian
tugas siswa tidak mendapatkan feedback. Pada metode pemberian tugas, setelah siswa selesai
mengerjakan dan mengumpulkan tugas-tugasnya, guru akan mencantumkan nilai atau
skor pada lembar tugas yang telah dikumpulkan siswa tersebut. Pencantuman skor
saja dinilai kurang mampu membangkitkan motivasi belajar siswa secara optimal,
hal ini sejalan dengan pendapat yang dinyatakan dalam Wikipedia (2008:1) “Embedded comments provide much better feedback than a
mere grade at the top of the paper.” Menyertakan feedback dinyatakan jauh lebih baik hasilnya daripada hanya sekedar
mencatumkan skor. Dengan memberikan feedback,
siswa akan lebih termotivasi untuk belajar. Dampak dari pemberian feedback kepada siswa ini dinyatakan mampu meningkatkan motivasi
belajar siswa. Wikipedia (2008:1) ”Effective feedback improves
student learning by correcting misunderstanding, validating process, and
highlighting errors in thinking.” Feedback yang tepat sasaran akan mampu memotivasi minat belajar
siswa dengan cara memberikan komentar ataupun coretan yang berfungsi sebagai
penegasan terhadap kekeliruan yang telah dibuatnya.
Milton
John, RMIT (2000:1) juga menyatakan
bahwa“Feedback is a starting point for learning – not just confirmation for the
students that they were right or wrong. In particular, students will appreciate
advice which helps them discover and address their weaknesses.” Feedback
dikatakan tidak hanya terbatas pada kegiatan menyalahkan atau membenarkan
terhadap tugas yang telah dikerjakan siswa, tetapi hal yang terpenting dalam
memberikan feedback adalah siswa lebih
menghargai feedback yang telah
membantunya untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang siswa miliki untuk
diperbaikinya kedepannya.
Berdasarkan
beberapa pendapat yang telah dikemukakan, dapat dikatakan feedback merupakan informasi atau petunjuk yang dapat dijadikan sebagai
pedoman bagi siswa untuk menentukan sikap dalam memperbaiki kekurangannya. Namun, dalam praktek mengajar
sehari-hari sebagaian guru sering kali mengartikan feedback sebagai pujian saja. Seperti yang diungkapkan
oleh Grant Wiggins (2007:2) yang menyatakan “And in terms of feedback, many teachers mistakenly think that
giving such general praise as "Good job!" is feedback, for example.
But such praise only keeps you interested; it cannot improve your performance,
which is what feedback can do.” Banyak guru yang menyalahartikan apa itu feedback, misalnya pujian “bagus!”
dianggap sebagai feedback. Dengan
memberikan pujian saja belumlah cukup, karena siswa belum mengetehui dengan
jelas apa yang harus dilakukan agar hasil yang dicapai lebih baik dari
sebelumnya, dimana hal ini akan berdampak sebaliknya dengan memberikan feedback, yaitu motivasi belajar siswa
menjadi optimal dan mampu meningkatkan keterampilan guru dalam mengajar.
Milton John, RMIT (2000:1) juga
menyatakan bahwa “Feedback is an integral part of
all teaching not just assessment. Feedback is constructive observations
and suggestions on work done, skills acquired, emerging capabilities, ideas for
directing further learning. Clearly these can be provided throughout a learning
program.” Feedback dikatakan
sebagai bagian yang terpenting dalam setiap pembelajaran. Feedback juga dinyatakan sebagai saran-saran yang bersifat
membangun atas keadaan prestasi belajar siswa selama pembelajaran. Sehingga feedback
sangat penting disertakan pada setiap pembelajaran.
Referensi :
Grant Wiggins, 2007. Assessment as Feedback,
(Online) (http://www.nysaae.org/
Assessment as
Feedback by Grant Wiggins.pdf, diakses 23 Februari 2008)
John
Milton, RMIT. 2000. Feedback
To Students, (Online),
(http://tls.vu.edu.au/learning_and_teaching/guidelines/VU12/Feedback
to students RMIT VU12.pdf, diakses 8 Februari 2008)
Wikipedia.
2008. (diakses, 9 Februari 2008)
0 komentar:
Posting Komentar