Istilah kurikulum (curriculum), yang pada awalnya digunakan dalam dunia olahraga, berasal dari kata curir (pelari) dan curere (tempat berpacu). Pada saat itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start sampai finish untuk memperoleh medali atau penghargaan. Kemudian, pengertian tersebut diterapkan dalam dunia pendidikan menjadi sejumlah mata pelajaran (subject) yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal sampai akhir probgram pelajaran untuk memperoleh ijazah.
Berdasarkan pengertian kurikulum tersebut terkandung dua hal pokok, yaitu (1) adanya mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa dan (2) tujuan utamnya yaitu untuk memperoleh ijazah. Dengan demikian, implikasi terhadap praktik pengajaran yaitu setiap siswa harus menguasai seluruh mata pelajaran yang diberikan dan menempatkan guru dalam posisi yang sangat penting dan menentukan. Keberhasilan siswa ditentukan oleh seberapa jauh mata pelajaran tersebut dikuasainya dan biasanya disimbolkan dengan skor yang diperoleh setelah mengikuti suatu tes atau ujian.
Seiring perkembangannya, kurikulum tidak terbatas hanya pada mata pelajaran saja, tetapi menyangkut semua pengalaman belajar (learning experiences) yang dialami siswa dan mempengaruhi perkembangan pribadinya. Harold B. Alberty (1965) memandang kurikulum sebagai semua kegiatan yang diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah (all of the activities that are provided for the students by the school). Kurikulum tidak dibatasi pada kegiatan di dalam kelas saja, tetapi mencakup juga kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa di luar kelas. Pendapat yang senada dan menguatkan pengertian tersebut dikemukakan oleh Saylor, Alexander,m dan Lewis (1974) yang menganggap kurikulum sebagai segala upaya sekolah untuk mempengaruhi siswa supaya belajar, baik dalam ruangan kelas , di halaman sekolah, maupun di luar sekolah (The curriculum is the sum total of school’s efforts to influence learning, whether in the classroom, on the playground, or out of school)
Banyak para ahli pendidikan yang memiliki pandangan atau tafsiran yang beragam, bahkan ada diantaranya yang sangat kontradiktif sehingga hal in imneyebabkan sulitnya mengambil suatu pengertian ytang mewakili pandangan-pandangan tersebut. Selain itu, pengertian kurikulum tersebut senantiasa berkembang terus sejalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan. Sementara ini, untuk mengatasi masalah tersebut, ada usaha-usaha yang dilakukan dengan jalan mengklasifikasikannya berdasarkan pandangan lama dan kemudian pandangan lama menganggap kurikulum itu sebagai kumpulan dari mata pelajaran atau bahan ajaran yang harus disampaikan guru atau dipelajari siswa, sedangkan pandangan yang kemudian lebih menekankan pada pengalaman belajar. Kemudian ada yang mengklasifikasikannya konsep-konsep kurikulum berdasarkan pandangan tradisional dan pandangan modern. Pandangan tradisional menganggap kurikulum tidak lebih dari sekedar rencana pelajaran di suatu sekolah. Pelajaran-pelajaran apa yang harus ditempuh siswa di suatu sekolah, itulah kirukulum, sedangkan pandangan modern menganggap kurikulum lebih dari sekadar rencana pelajaran. Kurikulum dianggap sebagai sesuatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan di sekolah.
Dengan beragamnya pendapat mengenai kurikulum, maka menurut Hamid Hasan (1988), sebenarnya kurikulum ini bukanlah merupakan sesuatu yang tunggal. Istilah kurikulum menunjukkan berbagai dimensi pengertian. Ia menunjukkan bahwa pada saat sekarang istilah kurikulum memiliki empat dimensi pengertian, diama satu dimensi dengan dimensi lainnya saling berhubungan. Keempat dimensi kurikulum tersebut adalah sebagai berikut.
- Kurikulum sebagai suatu ide
- Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang sebenarnya merupakan perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide.
- Kurikulum sebagai suatu kegiatan yang sering pula disebut dengan istilah kurikulum sebagai suatu realita atau implementasi kurikulum. Secara teoritis dimensi kurikulum ini adalah pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis
- Kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan dampak dari kurikulum sebagai suatu kegiatan
0 komentar:
Posting Komentar